Pernah keguguran? Oh betapa sedihnya, ditambah dag dig dug dan khawatir harus melakukan kuret. Apa itu kuret? Kenapa harus dikuret? Mungkin sobat bisa lebih mengetahuinya lewat tenaga ahli atau sumber lain yang lebih akurat, karena disini saya akan memaparkan sebagai konsumen dan masyarakat yang telah mengalami, bukan sebagai ahli kedokteran atau tenaga kesehatan.
Berbekal pengalaman pribadi dan share dengan teman dekat dan saudara yang telah mengalami keguguran, kebanyakan keguguran terjadi di usia kandungan 8 minggu. Hal ini mungkin sedikit dapat dimengerti mengingat masa itu masih rentan bagi wanita hamil apalagi hamil pertama. Banyak hal yang yang menjadi penyebabnya, faktor kesehatan /imunitas ibu dan atau ayah, pola makan dan aktifitas harian misalnya. Namun akhir-akhir ini keguguran akibat virus semakin banyak menyerang ibu hamil. Virus toxo, hsv, rubella biasanya yang sering menyebabkan keguguran. Virus tsb dapat bersumber dari kotoran hewan, daging yang dimasak setengah matang dan sayuran mentah yang kurang bersih.Untuk lebih jelasnya, sobat bisa searching mengenai virus tsb dan akibatnya terhadap ibu hamil.
Kembali ke kuretase atau kuret (sunda; kiret) dan keguguran. Untuk sebagian besar keguguran memang lebih aman dilakukan tindakan pembersihan rahim dengan kuretase. Selain mempercepat proses pengeluaran janin yang gugur, kuret juga mengurangi rasa mulas dan pendarahan yang lumayan relatif sakit jika dibiarkan keluar sendiri dengan bantuan obat. Namun itu pun tergantung usia kandungan dan kebijakan dokter yang menangani. Seringnya, keguguran dibawah 8 minggu hanya menggunakan obat untuk mengeluarkan janin. Namun dua kali saya mengalami keguguran (usia 8 minggu dan 7 minggu) justru semuanya dikuret. Pertimbangan kebersihan rahim, menurut dokter. Ya memang, habis dikuret darah hampir bersih dan tak mengalami masa nifas lama ( hanya flek 1-2 hari). Selang seminggu pasca curetase, usg menyatakan rahim bersih. Dan biasanya dokter menyarankan untuk hamil kembali minimal sesudah jarak 6 bulan. Mungkin dengan pertimbangan pemulihan rahim dan perbaikan kualitas nutrisi calon ibu.
Lalu bagaimana jika tidak ingin dikuret juga tak mau mengunakan obat? Oh rewelnya,hehe,,,memang sakit aja mesti rewel. Bagi mereka yang pro obat tradisional memang ada resep sederhananya, dan saya coba mebuktikan. Di usia kandungan 12 minggu saya kembali mengalami keguguran yang ketiga kalinya. Karena ketakutan kuretase sebelumnya saya memilih untuk tidak memiih jalan kuret. Lalu menanyakan resep alaminya pada paraji (ibu-ibu yang biasa membantu proses persalinan alami), dan beginilah resepnya:
- kelapa muda (tidak harus kelapa hijau), diambil air dan kelapanya, dicampur gula batu secukupnya, direbus hingga mendidih. Biarkan hangat kuku.
- minum satu kepala per hari, biasanya janin keluar setelah 3-4 hari.
Dan benar saja di hari ke-4 gumpalan darah keluar dengan sendirina. 3 kepalan dara beku dan sisa-sisanya keluar sampai sekitar satu minggu (nifas).
Awalnya tidak yakin, tapi itulah dengan pelantara khasiat buah kelapa dan kehendak Alloh swt semua saya alami.
Bagaimana dg sobat?
Semoga ini bisa menjadi bahan share buat sobat yang pernah atau sedang mengalami keguguran.
Semoga ALLOH swt meridhoi usaha kita.amin.