Membaca iklan di sosial media tentang salah satu usaha memperoleh keturunan. Duh, rasanya sampai sebegitu besarnya sebuah pengharapan akan hadirnya buah hati di tengah kebahagiaan pernikahan. Ya memang, tak bisa dipungkiri bahwa hadirnya tangisan si kecil menjadi sesuatu yang sangat dinanti dalam sebuah rumah tangga.
Namun, melihat teman dan kerabat sekitar yang nyatanya mendapatkan kendala dalam usaha memperoleh keturunan kini semakin banyak. Keguguran di usia dua bulan kehamilan seolah jadi hal biasa saya dengar sekarang ini. hal ini mengingatkan pengalamanku beberapa tahun ke belakang, bagaimana merasakan sedihnya pasca keguguran, apalagi untuk anak pertama yang begitu dinantikan.
Berat memang, namun bagaimanapun sulitnya itu adalah pengalaman yang semestinya diambil hikmah untuk kembali menjalani kehidupan yang lebih baik.
Ditengah kesedihan, ada harapan, petuah dan do'a dari kerabat sekitar yang menjadi semangat baru untuk terus berusaha. Bahwasannya keturunan adalah amanat, tidak semata-mata nikmat, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban orang tua dalam mendidiknya.
Dan bahwa segala sesuatu yang terbaik itu akan hadir di waktu dan keadaan yang terbaik menurut pandanganNya.
Kadang apa yang kita anggap baik menurut kita belumlah tentu menurut pandangan
Alloh swt. Dengan mengingat demikian, maka kepasrahan akan tumbuh dan kembali semangat beusaha secara lahiriah.
Momentum mengoreksi diri dan bermuhasabah atas apa yang terjadi. Ber'positif-thinking' saja bahwa mungkin dengan hal ini kita diberi kesempatan untuk lebih bersiap diri sebagai orang tua, mempelajari kembali ilmu parenting baik secara teori agama maupun dunia.
Karena keturunan yan kita inginkan pastilah bukan sekedar makhluk yang lahir lalu dibiarkan tumbuh apa adanya dengan pengetahuan orang tua yang seadanya. Tentulah mengharap anak yang sholeh diawali dengan teladan orang tua yang semangat berilmu dan beramal sholeh juga.
Mensyukuri bahwa dengan hal ini kita masih diberi kesempatan berdua dengan suami, menambah keromantisan dan saling memahami kembali. karena mungkin saja momen berdua ini akan kita rindukan setelah hadirnya si buah hati dengan segala kesibukan dan perhatian yang terbagi.
So, nikmatilah dengan kesuyukuran, karena pada saatnya nanti "sesuatu yang terbaik akan hadir di waktu dan keadaan yang terbaik, dan untuk memperoleh yang terbaik dibutuhkan kesabaran dan usaha yang terbaik pula.
Terima kasih untuk orang sekitar yang selalu menyapaku "kapan hamil, kapan punya anak, sudah ngisi belum. semua jadi harapan dan do'a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar